DIMANA ADA KEHIDUPAN DISANA ADA ROH "ALAM ROH"

ALAM ROH: MARKAS ALRI DIV. IV PERTAHANAN NKRI
Terdengar mistis memang, sebuah daerah yang diberi nama alam roh. Daerah yang menjadi saksi perjuangan tentara dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Daerah yang menjadi saksi bisu revolusi fisik daerah Kalimantan Selatan. Serta daerah yang menjadi bukti kesetiaan pejuang pada NKRI sekitar tahun 1949.
Alam roh sebuah daerah yang berada di Sungai Tabuk, berada di pedalaman, tersembunyi dan sulit dijangkau para serdadu Belanda. Pada saat itu, untuk menjangkau markas tersebut hanya bisa dilakukan melalui jalur sungai yaitu menggunakan jukung (sampan kecil). Daerah ini tepatnya berada dianak sungai (handil istilah masyarakat setempat) yaitu handil  bujur, anak sungai Martapura.
Alam roh merupakan markas pertahanan dan latihan militer tentara pejuang. Diberi nama Alam roh karena karena memang tempat ini gaib. Tidak dapat diterawang dan dilihat dengan kasat mata oleh oleh serdadu Belanda maupun rakyat yang berkedok baik padahal seorang mata-mata pengkhianat pejuang. Sedangkan rakyat yang memang mendukung perjuangan para tentara dapat melihat langsung dan seperti biasa saja. Konon katanya kegaiban wilayah ini dibatasi oleh pagar gaib yang diletakkan di empat sudut.  Menurut Bapak Abdul hamid seorang Juru Pelihara Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan sebuah rumah adat Banjar Bubungan Tinggi Yang juga merupakan anak dari seorang pejuang dari alam roh memaparkan “adanya alam roh ini karena campur tangan masyarakat yang berusaha meminta syarat-syarat kepada orang alim agar tempat tersebut bisa tersmbunyi dari Belanda dan mata-matanya. Ketika ada orang pribumi yang tertangkap menjadi sepion Belanda, maka orang tersebut dibawa kemarkas Alam roh, di intograsi dengan bukti-bukti dan diperiksa, sehingga jika memang terbukti mereka akan di hukum dan jika mereka dilepaskankan pun mereka akan kebingungan mencari jalan keluar dari alam roh yang terlihat hanya seperti hutan lebat tak berpenghuni” kisahnya.   Selain itu nama alam roh sendiri merupakan sandi yang diberikan oleh Letkol Bambang Sudjito untuk markas besar tersebut.
Dalam sebuah buku yang berjudul Alam roh yang ditulis oleh Hendraswati dikemukankan bahwa tujuan dibentuknya markas alam roh diantaranya adalah untuk 1) sebagai tempat atau markas latihan perang / tempur para pejuang-pejuang diwilayah paku alam dan sekitarnya. 2) Mengatur dan menyusun strategi menghadapi NICA Belanda yang selalu menyerang pasukan para pejuang. 3) sebagai tempat bersembunyi dari serangan pasukan Belanda dan para pengkhianat atau mata-mata Belanda. Dan 4) menghabisi atau mengusir Belanda dari bumi Indonesia.
Sehingga di markas alam roh ini Derektur para pemuda di kampung sekitar desa Paku alam apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk bersikap dan bertarung melawan musuh, maka mereka akan dilatih untuk dijadikan prajurit tangguh, terampil dan berdisiplin. Meskipun peralatan persenjataan yang digunakan sangat sederhana dan tradisional, namun hal itu tidak memudarkan semangat perjuangan pemuda di Kabupaten Banjar tersebut.
Pertempuran besar prajurit alam roh pernah berlangsung pada malam jum’at, Tepatnya 16 Agustus 1949. Penyerbuan mendadak dilakukan pasukan tentara pejuang Alam roh ke Benteng Tatas markas Belanda. Keadaan malam itu sunyi senyap karena diberlakukannya jam malam. Pemberangkatan pasukan dimulai dari rumah H. Abdul Murad di Sungai gardu Km 5.
Serangan dimulai pukul 23.00, dilakukan secara serantak mengarah ke Benteng pertahanan Belanda. Seradu Belanda terkejut dengan serangan tiba-tiba. Dengan sigap mengararahkan pasukkannya sebanyak dua truk, yang dibagi menjadi dua. Satu truk menuju sebrang pasar lama dan yang satunya menujuju ke arah Pacinan.
Belanda yang mengepung pasukan pejuang dengan persenjataan lengakap dan kuat megharuskan para pejuang perlahan mundur dan menyelamatkan diri. “ketika penyerangan malam itu sangat sengit dan menegangan namun bersyukur, hebatnya psukan Tentara Pejuang Alam roh tidak ada yang meniggal dunia” pungkasnya lagi.



UNTUK MENGENANG JASA PEJUANG
Keberadaan alam roh sebagai saksi bisu perjuangan dan untuk mengenang sejarah tersebut, maka dibangunlah sebuah Monumen. Para tokoh pejuang dan tentara pelajar Kalimantan Selatan mendirikan Monumen secara swadaya di Desa Paku alam Kecamanatn Sungai Tabuk yang merupakan ruang lingkup Alam roh. Monument ini di beri nama ALRI Div IV Hankam Kalimantan. Disana juga terdapat sebuah bangunan berbentuk rumah Banjar dijadikan museum mini yang berisi tentang sejarah perjuangan Tentara Alam roh  sekaligus pos penjagaan Monumen. Diantara monument dan Museum terdapat sebuah prasasti kecil yang menerangkan peresmian Monumen ini oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 16 Mei 1983.
Monument yang berbentuk memanjang dengan ukiran berbentuk Sampan/ jukung ini juga dilengkapi dengan relief  yang mengisahkan perjuangan pahlawan Kalimantan Selatan pada dindingnya. Bagian atas monument terdapat sebuah jangkar yang menandakan perjuangan Tentara ALRI IV. Bagian depan monument terdapat ukiran naskah Proklamasi Kemerdekaan Kalimantan Selatan yang dikenal dengan proklamasi 17 Mei oleh Brigdjen Hasan Basri. “Monumen ini di bangun diatas tanah wakaf dari seorang warga sini, beliau telah meninggal dan makam yang berada  di sebelah kanan monument merupakan makam beliau dan keluarga” kisah Bapak Abdul Hamid.
Sementara itu, Bangunan rumah Banjar yang merupakan museum mini tersebut menyimpan berbagai peninggalan pejuang Alam Roh. Diantaranya terdapat sebuah baju kaos putih dengan tulisan-tulisan arab gundul yang sudah mulai terlihat usang dimakan waktu. “baju itu (kaos putih) merupakan diantara baju pejuang yang telah di rajah atau diberikan mantra. Menurut kisah abah kita, apabla memamkai baju itu InsyaAllah akan selamat dari gangguan orang gaib.” Pungkasnya. Didalam museum juga terdapat beberapa keris yang dulunya dipergunakan sebagai alat untuk memasak..
Sebuah gambar yang terpajang di dinding museum juga tak kalah menjadi perhatian. Sebuah bingkai berisikan foto hitam putih, dan terlihat jelas wajah-wajah para pejuang. Terlihat didalam foto tersebut sebuah markas berdindingkan daun, seperti kumpulan atap daun sagu mengelilingi tempat tersebut. Didalam keterangan foto tersebut terdapat sebuah keterangan foto yang mnerangkan bahwa foto tersebut diambil pada juli 1949. Didapatkan dari foto koleksi Bambang Soedjito. Disana juga terdapat beberapa bingkai foto pejuang, diantaranya H. Anang Sirli, Ahmad Sa’id, Usman Ali, Hamberan Masri, Mashud Massnar, Berahim Djarman, dan lain-lain.
Selain monument dan museum mini, juga terdapat sebuah tugu yang menandakan alam roh menjadi saksi perjuangan. Namun,letak tugu tersebut berjauhan dari monument, jarak monument dan tugu tersebut sekitar dua kilometer. Tugu yang menjadi saksi di tancapkannnya bendera perjuangan itu berwarna merah. Dan Disamping tugu tersebut terdapat sebuah tiang bendera berbalutkan kain kuning.

Sebagai masyarakat yang memiliki rasa Nasionalisme, maka setiap bulan mei dilakukan upacara dan kunjungan di Alam roh. Kegiatan itu biasanya dilakukan setelah peringatan 17 mei di Hulu Sungai Selatan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAMANDI I WASI TUHA (MEMANDIKAN BESI TUA)

ULAMA KALUA

KLENTENG SOETJI NURANI