KLENTENG SOETJI NURANI
KLENTENG
SOETJI NURANI
Mengupas Secara Singkat
Sejarah Klenteng Soetji Nurani
Banjarmasin
selalu memiliki kesan tersendiri bagi yang datang ke kota ini. Baik yang memang
mempunyai keperluan penting, maupun sekedar jalan-jalan untuk merelaksasikan
diri. Untuk itu bagaimana dengan kalian? Bagaimana dengan menengok arsitektur
keindahan sejarah dan budaya Banjar yang ada di Banjarmasin di sekitaran jalan
Kapten Piere Tendean, Kelurahan Gadang, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Klenteng
Soetji Nurani memiliki arsitektur bangunan yang indah, dilengkapi dengan
arca-arca dan ukiran-ukiran yang mengagumkan. Suasana malam hari di klenteng
ini juga sagat indah karena dipenuhi dengan lampion. Menurut Tiono Husin,
selaku Pengurus klenteng dan Seksi Agama di klenteng Soetji Nurani. Klenteng
didirikan pada tahun 1898 dan dibangun oleh dua orang jenderal yang berasal
dari China. Kedua jendral itu adalah The Sin Yoe dan Ang Lin Thay.
Dahulu
ada satu asrama pada zaman pemerintahan Belanda yang bernama asrama Tatas, lalu
kedua jenderal itu meminta izin kepada Belanda untuk mendirikan klenteng.
Setelah diizinkan oleh Belanda untuk mendirikan klenteng, kemudian kedua
jenderal itu mendirikan klenteng di Pasar Baru yang arahnya agak ke timur. Di daerah
pasar sebenarnya letak klenteng berada didekat pasar Lima lebih tepatnya di dekat
sungai Martapura, setelah terjadi musibah kebarakan lalu klenteng didirikan
agak masuk ke dalam.
Setelah
sekitar tiga tahun kemudian barulah mendirikan klenteng kedua yaitu klenteng
Soetji Nurani. “Nama Soetji Nurani sudah berasal dari dulu. Tuan rumah dari
klenteng ini yaitu Kwan Im Phu Sat adalah orang yang belas kasih suka membantu
orang makanya disebut Soejti Nurani”. Ujar Tiono Husin pengurus klenteng Soetji
Nurani.
Klenteng
ini bernuansa warna merah dan kuning. Warna merah itu artinya melambangkan
makmur, sedangkan kuning artinya adalah cinta kasih. Penataan ruang dan
arsitektur bangunan dan ornamennya yang begitu khas. Klenteng Soetji Nurani
memiliki banyak pintu yang melambangkan kedamaian atau toleransi hidup antar
umat beragama.
Bentuk
klenteng memang rata-rata sudah seperti ini ada naga, burung hong itulah ciri
khas klenteng. Kenapa naga? Karena naga pada zaman dulu adalah raja. Semua
rakyat mengibaratkan naga itu adalah raja dan harus taat kepadanya. “Sebab
itulah tempat duduk raja itu berhias naga, bajunya pun berhias naga”. Ujar
Tiono Husin pengurus klenteng Soetji Nurani.
Dari
sejak awal pembangunan klenteng sudah empat kali di renovasi, awal renovasi pada tahun 2006,
pada tahun 2010 pun kembali direnovasi. Dulu semua bangunan klenteng didirikan
dari kayu ulin dan sekarang berganti menjadi keramik. Tetapi semua pondasi dan
tiang-tiang yang berdiri kokoh masih dari kayu ulin.
Dalam setiap agama yang dianut selalu memiliki
pimpinan agama atau seorang guru spiritual. Pimpinan
agama di klenteng Soetji Nurani biasa disebut dengan Suhu. Di klenteng pun ada
istilah Tri Dharma, Tri itu 3 dan Dharma itu Agama yaitu Konghucu, Taois dan
Budha. “Kebetulan di klenteng Soetji Nurani memang belum ada Suhu yang
memimpin”. Ujar Tiono Husin pengurus klenteng Soetji Nurani.
Didalam
Klenteng ada 10 nama Dewa-Dewi
1. Thein
Khung mengahadap Tuhan
2. Kwan
Im Phu Sat sebagai belas kasih
3. Then
Sang Sen Mu adalah menguasai atau penguasa laut
4. Cu
Sen Niang Niang meminta keturunan
5. Kwan
Ti Shen Chiun sebagai jenderal yang jujur dan setia kepada teman
6. Fu
The Cen Sen adalah wira bumi
7. Hu
Sen dewa macan, jelmaannya Fu The Cen Sen
8. San
Ciau Cu Se adalah 3 agama punya guru
9. Tai
Swi sembahyang minta amal, misalnya meminta amal pada setiap tahunnya.
10. Men
Sen
Komentar
Posting Komentar