Malaysia's strories 2
Malam
Setiba di hotel, setelah dari Sungai Wang kami langsung cek in Hotel. Kami nginap di hotel yang keberadaanya cukup strategis. Berada di pusat kota dan dekat dengan pusat pusat perbelanjaan, yaitu Tune hotel. Kami tiba di hotel sekitar pukul 7 malam, tapi disana pukul 7 itu masih pentang.
Ketika di bagikan kartu kamar oleh pak Mus, kami dapat kamar di Lantai 5. Sellow si awalnya, tapi pas tau temen-temenku kebanyakan pada di lantai 3, lah, aku mulai agak takut gitu. Ah sudah lah, biarkan saja "aku berani kok". Siap naik ke atas, ternyata lift nya antre luar biasa. Oke deh, mau gak mau perlahan gerak nya. Ngobrol lagi sama temanku yang lain, eh ternyata ada Dina sama Isna yang juga di lantai 5, syukur lah.
Karna kami berada di lantai Paling atas diantara teman2ku yang lain, jadi kami penumpang lift terakhir cerita nya 😂. Bersama teman perempuan ku yg lain, tapi mereka di Lantai 3 dan cuma kak Nashir satu-satunya lelaki di lift itu. Karna merasa takut naik ke lantai 5 berduan saja dengan Hayati, teman satu kamarku, kami diantar oleh kak Nashir sampe lantai 5 (Dina dan Isna ternyata duluan lewat lift depan).
Setibanya dilantai 5, kami langsung menuju kamar kami, yaitu 527. Ehhh, ternyata sebelahan kamar sama Isna Dina. Terus sama farid dan Boy juga deketan. Dan kembali ada kejadian lucu nih. Kan kami anak-anak kos yang jarang ke hotel ni kan. Jadi waktu buka kamar kami itu bingung, ini kartu di masukkan kayak kartu Atm kah, atau di gosok kayak kartu kredit 😂, dan udah di coba-coba masukin kayak masukin kartu Atm, karna ada bentuk kayak tempat masukkan kartu gitu di bawah gagang pintu nya. But,.... Inilah budaya membaca mahasiswa yang rendah, padahal di bagian belakang kartu ada petunjuknya hmm..... 😱😱 Tapi, setelah kami baca, pahami, dan ikuti langkah dikartu itu, lagi-lagi pintu nya gak mau dibuka. So, kami minta bantuan sama Farid yang kebetulan lagi ada didepan pintu kamarnya.
Terus kami masuk nih, kartu tadi Farid masukin nih di tempat listrik gitu, semuanya nyala nih, TV, kipas angin, ac, dan lampu. Terus kan kami ambil (ngebayangin Atm ni, kan setelah di barkot ibaratnya kan diambil lagi, kalo gak diambil kan bisa ketelan. Ehhh, tiba-tiba tidak lama setelah itu baru naro tas, tp mati listrik nya. "ai kenapa ini" yaudah kami masukin lagi kartu, nyala nih. Terus kami cabut lagi. Ehhh, gak lama, padam lagi. Kenapa ini??????
Yaudah, panggil Farid lagi, tapi yang datang itu boy (teman Selamat nya Farid) ... Ehhh, ternyata kartunya itu jangan di ambil setelah di masukin, biar listrik nya tetap jalan. Adududuuh ngakak kami semua uhhhh, dasar kidu.. Kidu.... 😂😂😂😂🙄🙄
Setelah itu, bersih-bersih badan, baju dan lain-lain. Terus ku buka untuk melihat bagian luar dari jendela kamar, ternyata, view dari kamar kami itu sangat bagus. Jalanan yang bagus, dengan lampu-lampu kendaraan yang berlalu lalang, rel monotrain, dan yang paling bagus itu terlihat utuh puncak menara Kuala Lumpur yang indah.. Wooowww..
Selesai itu, ku buka lagi jendela, sambil menikmati pemandangan malam di Kuala Lumpur. Eehh, teringat ada wifi hotel yang bisa di manfaat kan buat berkomunikasi, yaudah aku langsung Vcall sama orang tua dikampung. Ku tunjukin nih views KL dimalam hari, panjang cerita mengenai macem-macem lah. Lumayan lama setelah itu, teman-temanku ngajak keluar buat cari makan. Padahal, dari Banjarmasin cerita nya kita ini kalo di Kuala Lumpur cukup makan mie instant aja, diantara kami banyak bawa pop mie, karna mau hemat. Tapi yaa tak tahan juga dengan godaan kuliner Kuala Lumpur.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Perut yang mulai kerocongan memanggil jiwa untuk mendekat ke tempat makan. Bersama Pak Ewa juga kami melangkah kesebuah warung makan padang di Kuala Lumpur. Mendapati warung makan padang yang terlihat cukup mewah beberapa dari kami agak sedikit enggan masuk, karna takut mehong. Tetapi setelah di cek harga, hanya sekitar an 8 ringgit saja perporsinya, standar lah makan di KL. Kami semua menyerbu kan nih, dan ternyata, lauk disana tidak mencukupi dengan jumlah kami yang banyak. Alhasil beberapa dari kami memutuskan untuk mencari tempat makan lain.
Di sepanjang jalan mencari makan kami hanya berjalan kaki, sebari menikmati Kuala Lumpur. Diperjalanan kami melihat seorang gelandangan atau orang yang memiliki gangguan jiwa sedang tengkurap dipinggir jalan. Rada-rada takut si, tapi gak papa lah. Akhirnya kami menemukan sebuah kedai dipinggir jalan. Menampilkan menu dengan harga sekitaran 6-8 ringgit saja. Seperti mencari posisi aman, kami menuju kedai tersebut.
Kami yang terlebih dahulu memesan makanan, alih-alih di dahulu kan. Malah kami yang paling lambat di antarkan makan 😌😌. Teman yang di pojokan terlebih dahulu merasa kenyang. Karna setiap ibu-ibunya mau ngantar makanan ke kami, selalu mereka yang mendapatkannya.. Hmmmmm Ngomong-ngomong, pas selesai makan, si ibu-ibu yang punya warung datang menghadiri kami (bukan nagih bayar lo ya). Beliau nanya apa kami dari Indonesia. Ehh ehh hhh, ternyata si ibu-ibu ini orang Jawa. Ya udah ngobrol aja sama temenku yang asal Jawa. Kebetulan si Ibu sama temenku ini beda daerah asalnya, tapi ada pelayan dari warung beliau yang Sama-sama dari Ngawi juga. Mereka gak ngomong pake bahasa Indonesia lo, malah ngomong nya pake bahasa Jawa (memang orang Indonesia sangat banyak di Malaysia).
Setelah itu sekitaran pukul setengah dua belasan malam kami balik ke hotel. Di Perjalanan pulang tetap berjalan kaki. Sembari menikmati Kuala Lumpur di tengah malam dan berfoto ria bersama eaaa.
Ketika selesai foto, kami di hampir seorang wisatawan asing yang sedang ke bingung an mencari grab, kayaknya mau pinjam hp kami buat pesan grab. Tapi kami rasa-rasa takut gitu lalu di jawab oleh temanku "we don't have grab application". Si bule masih bingung-bingung juga. Padahal harusnya kami jawab nya itu "we don't have internet connection" hah. Memang, kami hanya mendapatkan koneksi internet ketika berada di hotel teman, kesieennnn....
Tiba di hotel
Take a rest.....
*NEXT SECOND DAY IN MALAYSIA
Komentar
Posting Komentar