MESJID JAMI SUNGAI JINGAH, BANJARMASIN
SARAT MAKNA: ARSITEKTUR MESJID JAMI
BANJARMASIN
Mesjid Jami merupakan
mesjid tertua ke-dua di Kalimantan selatan. Mesjid yang dibangun melalui gotong
royong masyarakat Banjar ini merupakan masjid yang sarat makna. Tak hanya
dilihat dari sisi sejarah pembangunannya, namun juga terdapat berbagai makna
dari arsitektur banguannya.
Menurut bapak Masdani
Musli selaku Badan Pengurus Mesjid Bidang umum pembangunan Mesjid Jami
Banjarmasin, memaparkan bahwa “ mesjid yang luasnya sekitar 2 hektar dengan
luas bangunan utama 40x40 meter ini, merupakan mesjid yang dirancang oleh Ir. Pangeran
Muhammad Noor (Gubernur pertama Kalimantan). Mesjid Jami Banjarmasin Memiliki 5
kubah yang menandakan rukun Islam, 6 atap yang melambangkan keyakinan umat
muslim yang biasa disebut rukun iman, 17 tiang yang menandakan jumlah rakaat
sholat wajib dalam sehari semalam, dan 41 pintu yang memiliki makna ketika seseorang
membaca surat yasin sabanyak 41 kali dan memiliki sebuah hajat, maka insyaAllah
hajat tersebutakan tercapai” ujarnya.
Lima kubah yang
terdapat di mesjid Jami Banjarmasin terletak di bagian depan mesjid, belakang
mesjid, samping kanan mesjid, samping kiri mesjid, dan kubah yang paling besar
terdapat ditengah-tengah, diantara ke empatnya. Enam tingkat atap yang
menanungi Mesjid Jami ini bertingkat dan mengerucut hingga tingkat ke-enam. “Diantara
17 tiang yang terdapat didalamnya, terdapat lima tiang utama yang memiliki
makna lima waktu sholat, dengan satu tiang utama yang terdapat di tengah-tengah
dan dinamakan tiang Guru. Konon apabila ada
seseorang yang memeluk tiang guru tersebut, dan kedua tangannya bisa merangkul penuh hingga
menyentuh tangan yang satunya, maka orang tersebut akan mampu menunaikan rukun
islam yang ke-lima yaitu naik haji”
ujarnya.
Empat puluh satu pintu
yang mengelilingi Mesjid Jami Banjarmasin, tersebar di emapat sisi mesjid.
Hingga seluruh pintu berjumlah 41 buah pintu. “selain bermakna dari sisi
agamis, banyaknya pintu yang ada di Mesjid Jami Banjarmasin juga senada dengan
julukan Banjarmasin Kota seribu sungai, yang mana orang bisa datang ke
Banjarmasin melalui anak sungai manapun. Begitupula bagi yang ingin ke Mesjid
Jami, bisa masuk melalui pintu manapun” ujarnya. Begitu banyak makna yang
terdapat pada arsitektur Mesjid Jami, menyingkap berbagai makna agamis dan ciri
khas masyarakat Banjar.
Sumber:
-
Ir.
Masdani Musli ( bidang umum pembangunan badan Pengurus Mesjid Jami)
Penulis
:
-
Ajidayanti
Komentar
Posting Komentar